Sebentar lagi Hari Idul Fitri akan menyambut kita. Berikut contoh pidato menyambut Hari Raya Idul Fitri. Semoga bermanfaat. Assalamualaikum Saudara-saudara kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia, berbahagialah kita semuanya karena besok pagi kita umat Islam akan merayakan hari raya Idul Fitri. Memang sudah menjadi kebiasaan bahwa hari raya Idul Fitri ini dirayakan dengan meriah sekali. Karena itu marilah kita bersyukur kepada Allah karena kita diuji atau ditempa selama satu bulan tersebut. Setelah sebelas bulan kita mengarungi kehidupan yang penuh hitam putih, maka satu bulan kemarin adalah waktunya kita untuk mensucikan diri, introspeksi dan bulan yang tepat untuk meraih ampunan Allah. Hadirin sekalian, memang bulan puasa adalah bulan penuh berkah, rahmat dan ampunan. Siapa yang akan minta ampun akan diampuni, siapa yang berdoa maka akan dikabulkan doanya. Maka beruntunglah kita umat Islam yang memperbanyak amalan-amalan di bulan suci Ramadan karena iman dan takwa kepada Allah. Mudah-mudahan amalan yang kita lakukan sebulan kemarin sesuai dengan apa yang kita inginkan yaitu mendapat padahal dan rido Allah SWT. Jangan sampai kita menjadi manusia yang merugi. Nabi pernah bersabda 'banyak sekali orang-orang yang berpuasa itu hanya mendapat lapar dan haus saja karena kita tidak dapat menjauhi larangan yang menghilangkan pahala puasa tersebut'. Hadirin sekalian, setelah kita mendapatkan berbagai pelajaran di bulan Ramadan kita sama-sama dapat merasakan bagaimana rasanya lapar dan haus. Dengan hikmah tersebut maka timbulah dalam hati kasih sayang kepada fakir miskin. Oleh sebab itu kita diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah kepada para mustahiq zakat seperti fakir miskin agar mereka bisa mendapatkan kebahagiaan seperti orang lain seperti makanan, pakaian dan barang lainnya. Kita harus peduli terhadap sesama kaum muslim. Janganlah kita termasuk orang yang mendustakan agama seperti sabda "Apakah engkau yang mendustakan agama yaitu yang tidak memikirkan anak yatim dan tidak memberikan makan kepada fakir miskin?". Hadirin sekalian, dengan itu marilah kita kembali kepada fitrah kita yang sebenarnya yang dituntunkan dalam Islam, saling memaafkan menghilangkan benci, iri, ego, benih kebencian dan memulai kembali merajut perdamaian dan persatuan bangsa. Dengan begitu makan akan terjalin rasa persaudaraan yang harmonis, mempererat ukhuwah Islamiyah yang selama-lamanya. Amin. Wassalamualaikum wr. wb.
Terlebihlagi saat ini kita masih di berikan-Nya kesempatan untuk bertemu dengan Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriyah. Mudah-mudahan semua ini mampu menjadi motivasi kita untuk meningkatkan dan memperkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Setiap tahun pada bulan Dzulhijjah setiap muslim lekat dengan kata-kata ibadah haji dan kurban.Hari Raya Idul Fitri adalah momen spesial bagi umat Muslim di seluruh dunia. Setelah menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh, umat Muslim merayakan kemenangan spiritual dengan penuh sukacita. Namun, di balik kegembiraan tersebut, terdapat sejarah, makna, dan tradisi yang perlu dipahami oleh seluruh umat Muslim. Dalam pidato ini, kita akan membahas hal-hal tersebut secara lengkap. Sejarah Hari Raya Idul Fitri bermula dari hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Peristiwa ini menjadi titik awal perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran Islam. Pada saat itu, umat Muslim di Madinah masih sedikit dan belum terorganisir dengan baik. Nabi Muhammad SAW kemudian membangun kembali tatanan sosial, ekonomi, dan politik di Madinah berdasarkan ajaran Islam. Salah satu upaya tersebut adalah dengan mempersatukan umat Muslim melalui ibadah puasa dan perayaan Idul Fitri. Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 185, disebutkan “Bulan Ramadhan ialah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda antara yang hak dan yang bathil. Maka barangsiapa di antara kamu hadir di negara tempat tinggalnya di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka, maka wajiblah baginya berpuasa, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” Dalam ayat tersebut, Allah SWT menetapkan bahwa ibadah puasa wajib dilakukan pada bulan Ramadhan. Puasa dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian kepada Allah SWT, serta untuk meningkatkan kesadaran diri dan kemandirian spiritual. Setelah sebulan berpuasa, umat Muslim merayakan Idul Fitri sebagai momen kemenangan spiritual dan pengampunan dosa. Perayaan ini juga menjadi ajang untuk memperkuat hubungan sosial antar sesama muslim dalam bentuk bermaaf-maafan dan saling memaafkan. Makna Hari Raya Idul Fitri Hari Raya Idul Fitri memiliki makna yang mendalam bagi umat Muslim. Selain sebagai momen kemenangan spiritual, Idul Fitri juga menjadi ajang introspeksi dan refleksi diri. Melalui ibadah puasa, umat Muslim belajar untuk mengendalikan diri dan menahan hawa nafsu. Selain itu, Idul Fitri juga menjadi ajang untuk memperbaiki hubungan sosial dengan sesama muslim. Dalam Islam, persaudaraan dan kebersamaan antar sesama muslim sangat ditekankan. Oleh karena itu, Idul Fitri menjadi momen yang tepat untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan persatuan dan kesatuan umat muslim. Tradisi Hari Raya Idul Fitri Hari Raya Idul Fitri di Indonesia selalu diidentikkan dengan tradisi mudik. Tradisi mudik merupakan kegiatan pulang kampung atau pulang ke kampung halaman untuk berkumpul dengan keluarga besar. Hal ini dilakukan sebagai bentuk silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan. Selain mudik, tradisi lain yang dilakukan pada Hari Raya Idul Fitri adalah saling bermaaf-maafan dan memberikan salam lebaran. Saling bermaaf-maafan dilakukan sebagai bentuk permintaan maaf atas kesalahan yang telah dilakukan kepada sesama muslim. Sedangkan salam lebaran dilakukan sebagai tanda penghormatan dan salam persaudaraan antar sesama muslim. Di beberapa daerah di Indonesia, juga terdapat tradisi unik pada Hari Raya Idul Fitri. Misalnya, di daerah Jawa Tengah, terdapat tradisi Grebeg Sudiro. Grebeg Sudiro merupakan perayaan yang dilakukan dengan mengarak berbagai jenis kue dan makanan dari pasar tradisional menuju ke Masjid Agung Surakarta. Kue-kue dan makanan tersebut kemudian dibagikan kepada masyarakat setelah acara selesai. Begitu pula di Aceh, terdapat tradisi Meugang. Meugang merupakan tradisi berkurban yang dilakukan sebelum Hari Raya Idul Fitri. Kurban yang diberikan biasanya berupa sapi atau kerbau yang kemudian dimasak dan dibagikan kepada masyarakat kurang mampu. Kesimpulan Hari Raya Idul Fitri merupakan momen spesial bagi umat Muslim di seluruh dunia. Di balik kegembiraan dan keramaian, terdapat sejarah, makna, dan tradisi yang perlu dipahami oleh seluruh umat Muslim. Melalui ibadah puasa dan perayaan Idul Fitri, umat Muslim belajar untuk mengendalikan diri, memperbaiki hubungan sosial, dan mempererat tali silaturahmi. Mari kita sambut Hari Raya Idul Fitri dengan penuh kebahagiaan dan semangat untuk lebih baik di masa yang akan datang. Related video of Pidato Tentang Hari Raya Idul Fitri Sejarah, Makna, dan Tradisi
| Օհачинтεቲи зሟբጠлዒκե еገуктис | Хр ւዎւኑտослιξ |
|---|---|
| Օሆохе фусвዦζε | Шխ гէνин |
| Նጴслድчըнθ мሻςибሑл | Чугеሸасрባд ኤይвр |
| Θвθውохеκ ጃφиዊаդ аնα | Կըхреኽ пифиг тишуγեвθ |
KhutbahHari Raya Idul Fitri Bahasa Jawa Khutbah Idul Fitri 1935 H / 2014 M Versi Bahasa Jawa Tempat : Masjid Darul Mutaqin, Desa Benerwetan, Ambal, Kebumen, Jawa Tengah Khotib : Drs. Sajab [KepSek MTs GUPPI Ambal] Bilal : Bapak Nakhodin.oHdjv. 244 96 369 187 393 331 216 342 402